Tanah kavling adalah tanah yang sudah dipetak-petakkan dengan ukuran tertentu. Letaknya berada dekat dengan perumahan yang lingkungannya terjaga dengan baik. Jadi, cocok untuk membangun rumah atau untuk membuka usaha. Tanah kavling memiliki nilai tambah. Selain dijadikan lahan membangun hunian atau usaha, tanah kavling dapat dijadikan sebagai aset investasi bagi masa depan. Hal itu didukung oleh kenaikan harga tanah yang cenderung stabil. Pemilik tanah dapat menjual asetnya disaat harga tanah sudah lebih tinggi dari harga beli.

           Biasanya luas tanah kavling cukup untuk membangun 1 unit rumah. Tanah kavling sendiri dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan progresnya. Jenis tanah kavling yang pertama yaitu Tanah Matang, tanah matang adalah tanah kavling yang sudah dibersikan, diratakan, diberi akses jalan, dan dilengkapi dengan fasilitas umum lainnya. Jenis tanah kavling yang kedua yaitu Tanah Mentah, keterbalikan dengantanah matang, tanah mentah adalah tanah yang belum dibersihkan, belum dirtakan dan belum ada fasilitas umum sama sekali, masih apa adanya.

           Nah, sekarang kita bahas tentang tanah sawah atau tanah kebun. Dari namanya sudah sangat jelas sekali apa itu tanah sawah, tanah sawah adalah sebuah lahan yang diperuntukkan untuk kegiatan pertanian seperti bercocok tanam. Biasanya tanah kebun dijual secara global dengan ukuran yang besar. Tanah jenis ini masih berstatus zona hijau. Jika ingin mendirikan sebuah bangunan, harus mengurus surat perizinan pengeringan terlebih dahulu, biayanya pun tidak sedikit. Berbeda dengan tanah kavling, biaya pengeringan tanah kavling sudah ditanggung oleh developer, pembeli cukup terima beres. Dengan status zona hijau atau masih sawah hanya bisa dibalik nama bila pemilik masih dalam satu wilayah dengan tanah sawah tersebut.

           Dari dua jenis tanah di atas, baik tanah kavling maupun tanah biasa memiliki untung ruginya sendiri-sendiri. Bijaklah sebelum membeli tanah!